Pada
abad ke-lima SM, seorang filsafat Yunani yang bernama Democritus mengungkapkan keyakinan bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi
lagi, yang ia namakan atomos
(bahasa Yunani yang berarti a =
tidak, tomos = dibagi).
Pada
tahun 1808, seorang ilmuwan dan guru sekolah di Inggris bernama John Dalton, merumuskan definisi atom
kembali dengan partikel penyusunan materi yang tidak dapat dibagi lagi (Syukri,
1999; Silberberg, 2009; Chang, 2011; Jespersen et al., 2012).
Menurut John Dalton seorang ilmuan berkebangsaan inggris menyantakan bahwa:
1. Reaksi kimia hanyalah pemisahan,
penggabungan, atau penyusunan ulang atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan
penciptaan atau pemusnahan atom-atom.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom
dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa perbandingan antara jumlah atom
dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan bulat atau pecahan
sederhana.
3. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut
atom. Semua atom unsur tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa
dan sifat kimia yang sama. Atom suatu unsur tertentu berbeda dari atom semua
unsur yang lain.
Catatan
· Hipotesis pertama Dalton adalah
cara lain untuk menyatakan hukum Lavoiser yang dikenal dengan hukum konservasi massa
(law of conservation of mass), yaitu bahwa “materi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan. Karena materi kimia tersusun atas atom-atom yang
tidak berubah dalam suatu reaksi dasar kimia, maka massa juga harus kekal"
(Syukri, 1999; Silberberg, 2009; Chang, 2011; Tro, 2011; Jespersen et al.,
2012).
·
Hipotesis kedua Dalton menyatakan bahwa
untuk membentuk suatu senyawa, kita tidak hanya membutuhkan atom dari
unsur-unsur yang sesuai, tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom ini.
Gagasan ini merupakan perluasan dari suatu hukum yang dipublikasikan pada tahun
1799 oleh seorang kimiawan Perancis Josep Proust. Hukum Proust dikenal
dengan hukum perbandingan tetap (law of definite proportion), yang
menyatakan bahwa “Sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu
mengandung unsur-unsur penyusunnya dengan perbandingan massa yang sama”.
Sehingga disimpulkan bahwa: “Perbandingan atom-atom dan unsur-unsur dalam
suatu senyawa haruslah tetap” (Syukri, 1999; Chang, 2011; dan Jespersen
et al., 2012).
·
Hipotesis ketiga Dalton juga
mendukung satu hukum penting lainnya, hukum perbandingan berganda (law of
multiple proportion). Menurut hukum ini, “Jika dua unsur dapat bergabung
membentuk lebih dari satu senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama
dengan suatu massa tetap dari unsur yang kedua akan berbanding sebagai bilangan
bulat yang sederhana”. Teori atom Dalton menjelaskan hukum perbandingan
berganda secara sederhana: “Senyawa mempunyai perbedaan dalam hal jumlah
atom-atom yang bergabung”.
Kelemahan Teori Atom Dalton
1. Dalton
menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi, kini telah dibuktikan bahwa atom
terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom) yakni elektron,
proton dan neutron.
2. Menurut Dalton, atom tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Ternyata dengan reaksi nuklir suatu atom
dapat diubah menjadi atom usur lain.
3. Dalton menyatakan bahwa
atom suatu unsur sama dalam segala hal. Sekarang ternyata ada isotop, yaitu
atom unsur yang sama tetapi massanya berbeda.
4. Perbandingan
unsur dalam satu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat sederhana. Tetapi
kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak sederhana,
misalnya C18H35O2Na
Terima kasih pak
BalasHapus