iklan laris

Jumat, 17 September 2021

Kelebihan dan Kekurangan Teori Atom Dalton

                                                         

Pada abad ke-lima SM, seorang filsafat Yunani yang bernama Democritus mengungkapkan keyakinan bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos (bahasa Yunani yang berarti a = tidak, tomos = dibagi).

Pada tahun 1808, seorang ilmuwan dan guru sekolah di Inggris bernama John Dalton, merumuskan definisi atom kembali dengan partikel penyusunan materi yang tidak dapat dibagi lagi (Syukri, 1999; Silberberg, 2009; Chang, 2011; Jespersen et al., 2012).

Menurut John Dalton seorang ilmuan berkebangsaan inggris menyantakan bahwa:


1.  Reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusunan ulang atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom-atom.

2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan bulat atau pecahan sederhana.

3.   Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua atom unsur tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa dan sifat kimia yang sama. Atom suatu unsur tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain. 



Catatan

·                          Hipotesis pertama Dalton adalah cara lain untuk menyatakan hukum Lavoiser yang dikenal dengan hukum konservasi massa (law of conservation of mass), yaitu bahwa “materi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Karena materi kimia tersusun atas atom-atom yang tidak berubah dalam suatu reaksi dasar kimia, maka massa juga harus kekal" (Syukri, 1999; Silberberg, 2009; Chang, 2011; Tro, 2011; Jespersen et al., 2012).

·                   Hipotesis kedua Dalton menyatakan bahwa untuk membentuk suatu senyawa, kita tidak hanya membutuhkan atom dari unsur-unsur yang sesuai, tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom ini. Gagasan ini merupakan perluasan dari suatu hukum yang dipublikasikan pada tahun 1799 oleh seorang kimiawan Perancis Josep Proust. Hukum Proust dikenal dengan hukum perbandingan tetap (law of definite proportion), yang menyatakan bahwa “Sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu mengandung unsur-unsur penyusunnya dengan perbandingan massa yang sama”. Sehingga disimpulkan bahwa: “Perbandingan atom-atom dan unsur-unsur dalam suatu senyawa haruslah tetap” (Syukri, 1999; Chang, 2011; dan Jespersen et al., 2012).

·                   Hipotesis ketiga Dalton juga mendukung satu hukum penting lainnya, hukum perbandingan berganda (law of multiple proportion). Menurut hukum ini, “Jika dua unsur dapat bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama dengan suatu massa tetap dari unsur yang kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat yang sederhana”. Teori atom Dalton menjelaskan hukum perbandingan berganda secara sederhana: “Senyawa mempunyai perbedaan dalam hal jumlah atom-atom yang bergabung”.


Kelemahan Teori Atom Dalton

1.  Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi, kini telah dibuktikan bahwa atom terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom) yakni elektron, proton dan neutron.

2. Menurut Dalton, atom tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Ternyata dengan reaksi nuklir suatu atom dapat diubah menjadi atom usur lain.

3. Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsur sama dalam segala hal. Sekarang ternyata ada isotop, yaitu atom unsur yang sama tetapi massanya berbeda.

4. Perbandingan unsur dalam satu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat sederhana. Tetapi kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak sederhana, misalnya C18H35O2Na 





1 komentar: